TERJEBAK
DILUMPUR
Suatu
pagi yang cerah, Aka dijemput oleh Eris untuk jalan-jalan. “Aka, Akaaa!!”,
sajut Eris memanggil Aka. “Iya tunggu sebentar”, jawabku. Kemudian ayahnya Aka
datang dan mengajak Eris untuk duduk
terlebih dahulu sambil menunggu Aka. Beberapa menit kemudian, Aka pun datang.
Aka menghampiri ayahnya yang sedang menyiapkan sepeda untuknya. “Aka berangkat
dulu ya yah?”, kata Aka. “Iya, hati-hatilah. Jangan lupa baca basmallah!!!”,
ayah Aka mengingatkan. Aka pun berpamitan dan mencium tangan ayah yang
diasyanginya. Merekapun berangkat untuk menjemput Kresna.
Ditengah
perjalanan, mereka saling bercanda satu sama lain dengan cara menyenggol sepeda
masing-masing. Hingga pada akhirnya, sepeda Aka pun hampir nyungsep ke got.
“Eris!! Payah kamu, aku hampir nyungsep tau’!”, kesalku pada Eris. “Iya iya!!
Akgak sengaja. Ma’f ma’af!!”, kata Eris. Mereka pun melanjutkan kembali
perjalanan mereka menjemput Kresna.
Sesampainya
dirumah Kresna, “Kresna, Kresna, Kresna!!!”, panggil Eris.Tidak ada jawaban,
Aka mencoba untuk memanggil Kresna, “Krena! Kresna!”, panggilku. Seteleh
beberapa menit, Kesna pun keluar dengan membawa spedanya. Ada dua jenis sepeda
yang kami gunakan, yaitu sepeda gunakan yang digunakan Kresna dan yang Aka dan
Eris gunakan adalah sepeda layaran.
Kamipun
berangkat, kami menuju alun-alun. Kami bersepeda mengelilingi tempat tersebut.
Setelah berkeliling di alun-alun, kami menuju lapangan kuda. Sesampainya
disana, Kresna mengajak kami untuk balapan sepeda disana. “Eh temen-temen!
Balapan yuk?”, ajak Kresna. “Ayok!!!”jawab Aka dan Eris mantab. Kami pun
bersiap untuk berlomba, “Kalian akan merasakan asap dari ban ku, hahaha”, ledek
Kresna. “Jangan sombong dulu kamu, Kres!”, sanggah Eris. “Gimana kalau kita
balapan mengelilingi lapangan ini?”, tantang Aka. “Baiklah!!!”, jawab Kresna
mantab. Merka pun bersiap untuk balapan. “Pada hitungan ketiga kita mulai
lombanya”, kata Kresna. “Ok!”, jawab Aka dan Eris mantab.
Balapan
pun dimulai, mereka semua mengayuh sepeda masing-masing dengan penuh semangat.
Mereka saling membalap satu sama lain. Sesampainya di genangan air, mereka
mencoba untuk melintasi genangan tersebut. Ketika mereka melintasi genangan
itu, mereka semakin melambat dan akhirnya sepeda mereka berhenti. Mereka
mencoba untuk mengayuh sepeda mereka tapi sepeda mereka tidak bisa digerakkan
sedikitpun. Akhirnya mereka pun turun, tapi kaki mereka terjebak di lumpur itu.
Mereka berusaha untuk menggerakkan kaki mereka dan mencoba untuk menepikan
sepeda mereka. Setelah sepeda dipinggirkan, sepeda mereka kotor sekali dan mereka
membersihkan sepeda mereka yang kotor sekali.
Mereka
menggunakan semua peralatan yang ada seperti rumput dan lain-lain. Mereka
menggunakan air genangan itu untuk membersihkan sepeda mereka. Tapi sepeda
mereka tidak terlalu bersih dan akhirnya mereka memutuskan untuk membersihkan
sisa-sisa lumpur yang ada disepeda mereka dirumah Kresna. Mereka pun pergi
kerumahnya Kresna untuk membersihkan sepeda mereka. Selama diperjalanan, banyak
orang yang melihat sepeda kami, ada yang senyum, ketawa maupun menyindir kami.
Sesampainya
dirumah Kresna, kamipun langsung mengambil selang dan menyemprotkan air ke
sepeda kami. Kami saling membersihkan sepeda kami hingga bersih. Setelah
membersihkan sepeda kami, kamipun langsung pulang kerumah dan tak lupa
mengucapkan terimaksih kepadanya lalu kami beranjak pulang kerumah
masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar