Pages

Sabtu, 29 November 2014

TERJEBAK DILUMPUR



TERJEBAK DILUMPUR
Suatu pagi yang cerah, Aka dijemput oleh Eris untuk jalan-jalan. “Aka, Akaaa!!”, sajut Eris memanggil Aka. “Iya tunggu sebentar”, jawabku. Kemudian ayahnya Aka datang  dan mengajak Eris untuk duduk terlebih dahulu sambil menunggu Aka. Beberapa menit kemudian, Aka pun datang. Aka menghampiri ayahnya yang sedang menyiapkan sepeda untuknya. “Aka berangkat dulu ya yah?”, kata Aka. “Iya, hati-hatilah. Jangan lupa baca basmallah!!!”, ayah Aka mengingatkan. Aka pun berpamitan dan mencium tangan ayah yang diasyanginya. Merekapun berangkat untuk menjemput Kresna.
Ditengah perjalanan, mereka saling bercanda satu sama lain dengan cara menyenggol sepeda masing-masing. Hingga pada akhirnya, sepeda Aka pun hampir nyungsep ke got. “Eris!! Payah kamu, aku hampir nyungsep tau’!”, kesalku pada Eris. “Iya iya!! Akgak sengaja. Ma’f ma’af!!”, kata Eris. Mereka pun melanjutkan kembali perjalanan mereka menjemput Kresna.
Sesampainya dirumah Kresna, “Kresna, Kresna, Kresna!!!”, panggil Eris.Tidak ada jawaban, Aka mencoba untuk memanggil Kresna, “Krena! Kresna!”, panggilku. Seteleh beberapa menit, Kesna pun keluar dengan membawa spedanya. Ada dua jenis sepeda yang kami gunakan, yaitu sepeda gunakan yang digunakan Kresna dan yang Aka dan Eris gunakan adalah sepeda layaran.
Kamipun berangkat, kami menuju alun-alun. Kami bersepeda mengelilingi tempat tersebut. Setelah berkeliling di alun-alun, kami menuju lapangan kuda. Sesampainya disana, Kresna mengajak kami untuk balapan sepeda disana. “Eh temen-temen! Balapan yuk?”, ajak Kresna. “Ayok!!!”jawab Aka dan Eris mantab. Kami pun bersiap untuk berlomba, “Kalian akan merasakan asap dari ban ku, hahaha”, ledek Kresna. “Jangan sombong dulu kamu, Kres!”, sanggah Eris. “Gimana kalau kita balapan mengelilingi lapangan ini?”, tantang Aka. “Baiklah!!!”, jawab Kresna mantab. Merka pun bersiap untuk balapan. “Pada hitungan ketiga kita mulai lombanya”, kata Kresna. “Ok!”, jawab Aka dan Eris mantab.
Balapan pun dimulai, mereka semua mengayuh sepeda masing-masing dengan penuh semangat. Mereka saling membalap satu sama lain. Sesampainya di genangan air, mereka mencoba untuk melintasi genangan tersebut. Ketika mereka melintasi genangan itu, mereka semakin melambat dan akhirnya sepeda mereka berhenti. Mereka mencoba untuk mengayuh sepeda mereka tapi sepeda mereka tidak bisa digerakkan sedikitpun. Akhirnya mereka pun turun, tapi kaki mereka terjebak di lumpur itu. Mereka berusaha untuk menggerakkan kaki mereka dan mencoba untuk menepikan sepeda mereka. Setelah sepeda dipinggirkan, sepeda mereka kotor sekali dan mereka membersihkan sepeda mereka yang kotor sekali.
Mereka menggunakan semua peralatan yang ada seperti rumput dan lain-lain. Mereka menggunakan air genangan itu untuk membersihkan sepeda mereka. Tapi sepeda mereka tidak terlalu bersih dan akhirnya mereka memutuskan untuk membersihkan sisa-sisa lumpur yang ada disepeda mereka dirumah Kresna. Mereka pun pergi kerumahnya Kresna untuk membersihkan sepeda mereka. Selama diperjalanan, banyak orang yang melihat sepeda kami, ada yang senyum, ketawa maupun menyindir kami.
Sesampainya dirumah Kresna, kamipun langsung mengambil selang dan menyemprotkan air ke sepeda kami. Kami saling membersihkan sepeda kami hingga bersih. Setelah membersihkan sepeda kami, kamipun langsung pulang kerumah dan tak lupa mengucapkan terimaksih kepadanya lalu kami beranjak pulang kerumah masing-masing.

0 komentar:

Posting Komentar