PERJALANAN MENUJU UJUNG PANDARAN
Lebaran
pun tiba, kami sekeluarga bersiap-siap untuk pergi menunaikan ibadah Shalat
Idul Fitri di masjid dekat rumah kakek. Aku sangat senaang sekali bisa
merayakan hari kemenangan bersama keluarga besar. Aku pergi kemasjid dengan
berjalan kaki. Jaraknya kira-kira 5 menit dari rumah kakek ku. Kami sekeluarga
shalat Idul Fitri dengan sangat khusyuk. Setelah menunaikan ibadah Shalat Idul
Fitri, kami bergegas pulang ke rumah kakek.
Sesampainya
dirumah kakek, saudari dari kakekku mengundang kami untuk makan bersama
dirumahnya. Mendangar hal itu, aku senang karena aku sengaja buat gak makan
supaya esoknya bisa makan sepuasnya dan citaicita itu terkabul. Aku dan seluruh
anggota keluarga kecuali yang perempuan pergi ke rumah saudarinya kakek.
Sesampainya disana, kami disuguhi minuman dingin yang segar banget. Setelah
itun kami disuguhi makanan dan tanpa menunggu aba-aba aku langsung melahap
semua makanannya hingga habis tak tersisa.
Aku kira setelah makan kami akan pulang ke rumaah
kakek tapi ternyata tidak, saudari dari kakekku mengajak beliau beserta anak
buahnya yaitu kami untuk bersilaturahmi kesana. Seperti biasa, tanpa menunggu
lama kami langdung menuju TKP untuk makan dan seperti biasa kami kenyang tapi
kali ini kami benar-benar kenyang sehingga kami hanya menghabiskan waktu
dikamar dengan tidur, kami tidur lelap sekali sampai-sampai kami bangun Isya’.
Kami kaget, kami langsung pergi mandi tentunya bergantian, hehehe……..
Setelah mandi dan shalat, kami sekeluarga bermaksud untuk
berjalan-jalan berkeliling Kota Waringin Timur. Kami pun berangkat dan sampai
di dermaga dimana aku menapakkan kaki ku pertama kalinya di tanah kelahirankun.
Tempat itu begitu ramai dan banyak pemudi-pemuda yang bermain dan menghabiskan
waktu bersama orang yang disayangi. Mataku tertuju pada sebuah permainan yang
aku anggap itu susah karena aku sudah pernah nyoba dan saat itu juga aku
terjatuh yaitu SEPATU RODA. Sebenarnya aku iri kepada orang yang bisa memainkan
benda tersebut. Beberapa jam aku duduk di dermaga tanpa terasa jam dihapeku
menunjukkan pukul 21,30. Aku bergegas pulang dan langsung beristirahat,
Keesokan harinya, aku dibangunkan oleh mamaku. Beliau memintaku
untuk mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke Pantai Ujung Bandaran. Aku sangat
semangat pada waktu itu, karena aku sama sekali tidak tahu kalau kota
kelahiranku punya pantai, stahuku kota dimana aku lahir itu merupakan rawa. Setelah
mandi, aku langsung mengenakan pakaianku kemudian membantu mamah, tante, om dan
kakekku membawa barang yang akan dibawa.
Pukul 09.45, kami berangkat menuju pantai. Ada 2 mobil
yang kami sewa, yang pertama adalah Kij*ng In*va dan mobil pick up. Untuk yang
perempuan naik mobil Kij*ng In*va sementara aku dan om om ku naik mobil pick up
bak terbuka. Selama dalam perjalanan aku tidak merasakan panasnya terik
matahari yang membakar kulitku karena selama diperjalanan, aku disuguhi
pemandangan yang bagus banget khas Sampit, Kalimantan Tengah. Aku terus menikmati
perjalanan sambil mendengarkan music ya, sebenanya gak trlalu kedengeran tapi
gapapalah unutk menghibur diri.
Setelah sampai di tengah perjalanan, mataku tidak bisa
berkedip dan aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Disekitarku terhampar
rumput-rumput yang sangat bagus bagaikan Padang Savana yag ada di TV. Tanpa menunggu
aba-aba aku langsung mengambil hapeku kemudian mengabadikannya. Setalah itu,
kami pun sampai di tempat tujuan yaitu Pantai Ujung Pandaran.
0 komentar:
Posting Komentar