Pages

Kamis, 27 November 2014

PERJALANAN MENUJU UJUNG PANDARAN



PERJALANAN MENUJU UJUNG PANDARAN
Lebaran pun tiba, kami sekeluarga bersiap-siap untuk pergi menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri di masjid dekat rumah kakek. Aku sangat senaang sekali bisa merayakan hari kemenangan bersama keluarga besar. Aku pergi kemasjid dengan berjalan kaki. Jaraknya kira-kira 5 menit dari rumah kakek ku. Kami sekeluarga shalat Idul Fitri dengan sangat khusyuk. Setelah menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri, kami bergegas pulang ke rumah kakek.

Sesampainya dirumah kakek, saudari dari kakekku mengundang kami untuk makan bersama dirumahnya. Mendangar hal itu, aku senang karena aku sengaja buat gak makan supaya esoknya bisa makan sepuasnya dan citaicita itu terkabul. Aku dan seluruh anggota keluarga kecuali yang perempuan pergi ke rumah saudarinya kakek. Sesampainya disana, kami disuguhi minuman dingin yang segar banget. Setelah itun kami disuguhi makanan dan tanpa menunggu aba-aba aku langsung melahap semua makanannya hingga habis tak tersisa.

 Aku kira setelah makan kami akan pulang ke rumaah kakek tapi ternyata tidak, saudari dari kakekku mengajak beliau beserta anak buahnya yaitu kami untuk bersilaturahmi kesana. Seperti biasa, tanpa menunggu lama kami langdung menuju TKP untuk makan dan seperti biasa kami kenyang tapi kali ini kami benar-benar kenyang sehingga kami hanya menghabiskan waktu dikamar dengan tidur, kami tidur lelap sekali sampai-sampai kami bangun Isya’. Kami kaget, kami langsung pergi mandi tentunya bergantian, hehehe……..

            Setelah mandi dan shalat, kami sekeluarga bermaksud untuk berjalan-jalan berkeliling Kota Waringin Timur. Kami pun berangkat dan sampai di dermaga dimana aku menapakkan kaki ku pertama kalinya di tanah kelahirankun. Tempat itu begitu ramai dan banyak pemudi-pemuda yang bermain dan menghabiskan waktu bersama orang yang disayangi. Mataku tertuju pada sebuah permainan yang aku anggap itu susah karena aku sudah pernah nyoba dan saat itu juga aku terjatuh yaitu SEPATU RODA. Sebenarnya aku iri kepada orang yang bisa memainkan benda tersebut. Beberapa jam aku duduk di dermaga tanpa terasa jam dihapeku menunjukkan pukul 21,30. Aku bergegas pulang dan langsung beristirahat,

            Keesokan harinya, aku dibangunkan oleh mamaku. Beliau memintaku untuk mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke Pantai Ujung Bandaran. Aku sangat semangat pada waktu itu, karena aku sama sekali tidak tahu kalau kota kelahiranku punya pantai, stahuku kota dimana aku lahir itu merupakan rawa. Setelah mandi, aku langsung mengenakan pakaianku kemudian membantu mamah, tante, om dan kakekku membawa barang yang akan dibawa.

            Pukul 09.45, kami berangkat menuju pantai. Ada 2 mobil yang kami sewa, yang pertama adalah Kij*ng In*va dan mobil pick up. Untuk yang perempuan naik mobil Kij*ng In*va sementara aku dan om om ku naik mobil pick up bak terbuka. Selama dalam perjalanan aku tidak merasakan panasnya terik matahari yang membakar kulitku karena selama diperjalanan, aku disuguhi pemandangan yang bagus banget khas Sampit, Kalimantan Tengah. Aku terus menikmati perjalanan sambil mendengarkan music ya, sebenanya gak trlalu kedengeran tapi gapapalah unutk menghibur diri.

            Setelah sampai di tengah perjalanan, mataku tidak bisa berkedip dan aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Disekitarku terhampar rumput-rumput yang sangat bagus bagaikan Padang Savana yag ada di TV. Tanpa menunggu aba-aba aku langsung mengambil hapeku kemudian mengabadikannya. Setalah itu, kami pun sampai di tempat tujuan yaitu Pantai Ujung Pandaran.

0 komentar:

Posting Komentar