Pages

Minggu, 07 September 2014

Sejarah Kota Sumenep


      
SUMENEP (bahasa maduraSongènèb) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa. Ibu kotanya ialah Kota Sumenep.
Nama Songènèb dalam arti etimologinya merupakan Bahasa Kawi / Jawa Kuno yang apabila kita terjemaahkan mempunyai makna sebagai berikut 
·         Kata “Sung” berarti sebuah relung/cekungan/lembah
·         kata “ènèb” berarti endapan yang tenang,
maka jika diartikan lebih dalam lagi Songènèb / Songennep (dalam bahasa Madura) mempunyai arti “lembah/cekungan yang tenang”.
Penyebutan Kata Songènèb sendiri sebenarnya sudah popular sejak Kerajaan Singhasari sudah berkuasa atas tanah Jawa, Madura dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam kitab Pararaton tentang penyebutan daerah “Sumenep” pada saat sang Prabu Kertanegara mendinohaken (menyingkirkan) Arya Wiraja(penasehat kerajaan dalam bidang politik dan pemerintahan) ke Wilayah Sumenep, Madura Timur pada tahun 1926 M
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”.’
Yang artinya:
“Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadiadipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura timur.”
Sebutan kata Songenneb sampai saat ini masih terdapat perbedaan dalam memaknainya. Di kalangan kelompok terpelajar yang  tinggal di sekitar pusat kabupaten Sumenep, umumnya menyebut dengan kata Sumenep. Sedangkan masyarakat yang tinggal di pedesaan, menyebutnya dengan kata Songenneb.
Mengingat sumber Pararaton adalah sumber tertua yang mencantum kata Songennep, makin menguatkan dugaan bahwa kata Songennep dikenal atau lahir lebih awal daripada sebutan Sumenep. Bukti-bukti yang mendukung antara lain:
 1. Sebutan Songennep lebih banyak dipakai atau dikenal oleh sebagian besar penduduk
kabupaten Sumenep.
 2. Pengarang buku sejarah dari Madura R. Werdisastro menggunakan istilah Songennep
seperti “Babad Songennepâ€
.
 3. Penyebutan nama Sumenep yang muncul kemudian kurang populer di masyarakat
pedesaan Sumenep (80% dari jumlah penduduk kabupaten Sumenep tinggal di desa)
.

Perubahan dari Songennep menjadi Sumenep
Perubahan dari Songennep menjadi Sumenep terjadi pada masa penjajahan Belanda, permulaan abad XVIII (1705). Belanda sudah memulai peran dalam menentukan politik kekuasaan pemerintahan di Madura termasuk Sumenep.
Pada awal abad XVIII Belanda mengubah sebutan Songennep menjadi Sumenep, terbukti dengan adanya terbitan Belanda pada masa itu telah menggunakan sebutan nama Sumenep.

Perubahan tersebut didasari oleh beberapa hal, antara lain:
1. Menurut tata bahasa, hal ini dilakukan oleh Belanda untuk penyesuaian atau kemudahan dalam pengucapan agar lebih sesuai dengan aksen Belanda. Bagi mereka lebih mudah mengucapkan Sumenep daripada melafalkan Songennep.
2. Untuk menanamkan penngaruhnya, pihak Belanda merasa perlu mengadakan perubahan nama Songennep menjadi Sumenep. Sebagai komparasi nama kata Jayakarta diubah menjadi Batavia, dll.

Nama Sumenep menjadi baku di kalangan pemerintahan, karena setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, nama kabupaten ini disebut dengan nama kabupaten Sumenep.

Arti Kata Songennep
            Dalam kenyatannya menjadi jelas bahwa kata Songennep adalah nama asal pada masa kuno. Songennep menurut arti etimologis (asal-usul kata), yaitu :
1. Song berarti relung, geronggang (bahasa Kawi), Ennep berarti mengendap (tenang). Jadi,
Songennep berarti lembah bekas endapan yang tenang.
2. Song berarti sejuk, rindang, payung. Ennep berarti mengendap (tenang). Jadi, Songennep
berarti lembah endapan yang sejuk dan rindang.
3. Song berarti relung atau cekungan. Ennep berarti tenang. Jadi, Songennep berarti lembah,
cekungan yang tenang atau sama dengan pelabuhan yang tenang.
Setelah menelaah sebutan Sonegennep dari arti katanya (etimologi). Beberapa pendapat yang berkembang di masyarakat Sumenep mengenai artian kata Songennep :
a)      Songennep berasal dari kata-kata Moso ngenep, Moso dalam bahasa Madura berarti lawan atau musuh, Ngenep berarti bermalam. Jadi, Songennep berarti lawan atau musuh menginap atau bermalam. Cerita mengenai asal-usul nama “Songennep” berdasarkan versi ini sangat popular di lingkungan masyarakat Sumenep. Cerita atau pendapat ini dihubungkan dengan suatu peristiwa bersejarah di Sumenep tahun 1750, yaitu saat diserangnya dan didudukinya keraton Sumenep oleh Ke Lesap yang berhasil menaklukkan Sumenep dan selama 1/2 bulan tinggal di keraton Sumenep. Karena peristiwa tersebut, maka dinamakan Moso Ngenep yang artinya musuh bermalam. Cerita ini tentunya tidak benar, sebab kitab Pararaton yang ditulis tahun 1475-1485 sudah menuliskan nama Songennep. Ini berarti nama Songennep sudah lahir sebelum Ke Lesap menyerang Sumenep.
b)      Songennep berasal dari kata-kata Ingsun Ngenep. Ingsun artinya saya, sedangkan Nginep artinya bermalam. Jadi Songennep berarti saya bermalam. Pendapat ini kurang popular di kalangan rakyat dibandingkan dengan versi lainnya. Ada orang yang menghubungkan dengan peristiwa ini dengan kejadian 700 tahunyang lalu, ketika Raden Wijaya mengungsi ke Madura akibat dikejar-kejar Jayakatwang.
c)      Kemudian berkembang di kalangan masyarakat, pendapat-pendapat kependekan asal kata Songennep, seperti Songennep berasal dari kata Ngaso Nginep, Songennep berasal dari kata Lesso Nginep, Songennep berasal dari kataNapso Nginep. Pendapat ini hanya sekedar permainan kata yang tidak didukung dengan peristiwa yang melatar belakanginya. 


0 komentar:

Posting Komentar