Pages

Kamis, 27 November 2014

Cinta Tak Kesampaian



 CINTA TAK KESAMPAIAN
Agustus 2013 awal pertamanya aku menginjakkan kakiku di bangku SMA yang menjadi pilihanku. Em.. perkenalkan terlebih dahulu nama aku Dina, cukup senang aku waktu itu karena masa-masa aku di SMP sudah selesai. Ya walaupun sebenarnya agak berat aku berpisah sama teman-teman SMPku yang menyimpan banyak kenangan. Aku di SMA tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa dari yang sebelumnya, disitu juga aku mendapatkan teman baru semua yang sebelumnya belum aku kenal.
Tidak terasa aku di SMA sudah sebulan selama pembelajaran biasa dimulai setiap siswa baru diwajibkan untuk mengikuti ekstra kurikuler PASKIB. Awal latihan kami pun mengikuti acara itu dengan sangat antusias dan acara itu dilaksanakan setiap kamis sore mulai pukul 15.00 s.d 17.00. Pas hari pertama latihan aku lupa untuk membawa motor padahal aku pulang sore dan kemungkinan angkutan umum juga jarang. Untunglah ada temen ku sekitar 5 orang yang tidak membawa motor yang menemani ku jalan menuju pemberhentian angkoutan umum. Lalu di tempat itu kami mencoba memberanikan diri untuk bertanya sama orang sekitar situ “apakah jam 5 masih ada angkutan?”
“waduh nak angkutan terakhir baru saja lewat sekitar 10 menit yang lalu”
            Oh tidak mungkin aku ketinggalan angkutan lalu bagaiman aku pulangnya. Fikiranku menjadi tak karuan campur aduk, lalu temen-temen mengajak aku “bagaimana kalau kita mencoba untuk mencari tebengan di SMK mau apa tidak?”
“ya terserah kalian aja lah aku ikut saja”
Sesampainya di SMK ternyata mereka juga sudah pada pulang semua hanya tinggal beberapa saja yang belum pulang dan yang belum pulang itu pun yang tidak membawa motor. “ya Allah sungguh sia-sia sekali harapan aku”. Teman-teman yang lain pun pada panik dan akhirnya kami memutuskan untuk menelfon keluarga kami masing-masing untuk menjemput kami pulang.
Untung sajalah kakakku mau menjemputku, tak lama kemudian teman-temanku sudah pada dijemput oleh keluarganya hanya tinggal aku sendiri disana. Mana aku cewek sendirian tidak jauh dari pemberhentian angkutan umum tempat dudukku ada 3 orang cowok yang juga belum pada pulang mereka kemudian menghampiriku “sendirian aja mbak la temen-temmenya pada dimana, udah pada pulang ya?.”. salah satu dari mereka bertanya padaku yang memakai jaket hitam
“ngmong ngomong dari SMA mana mbak?” seorang cowok yang memakai tas biru
Aku memberanikan diri mencoba untuk berbicara sama mereka “iya ini tadi aku ketinggalan angkutan, temen-temen sudah pada dijemput dan tinggal aku disini yang masih sendiri menunggu jemputan kakaku, aku dari SMAMSA Blora. ya itulah sekolahku”
“ngmong ngomong namanya siapa dan udah kelas berapa?” Tanya si cowok itu
“perkenalkan nama saya Dina dan baru kelas X, la kalian kelas berapa en jurusan apa?”
“kami dari kelas XII elektro”
Tak terasa setelah kami berbincang-bincang cukup lama kakak ku ternyata sudah datang, dan terpaksa aku harus pergi dan meninggalkan mereka bertiga deh. “sampai bertemu kembali, byee”
Dari pertemuan itulah kami sering ngobrol-ngobrol lewat pesan pendek, seminggu setelah kenal dua di antara mereka yang bernama kak supry dan kak aan menyatakan cinta ke aku. Namun aku harus memilih satu di antara mereka dan akhirnya aku memutuskan untuk memilih kak aan karena menurutku dia orangnya baik dan lebih perhatian sama aku, dan kelihatannya dia cocok sama aku.
Seminggu setelah pacaran kami selalu menyempatkan diri untuk bisa pulang bersama setiap hari kamis sore pulang latihan tapak suci, ya walaupun aku yang harus menjemput dia karena dia tidak membawa motor. Satu jam jarak rumahku dari sekolahanku dan setengah jam dari rumah kakak aan ya perjalanan yang cukup melelahkan namun semua itu jadi tak terasa jika aku sudah ada di dekatnya.
Sebelum berpamitan kak aan meminta kiss kepada aku, awalnya aku merasa malu deh tapi demi membuktikan kalau aku beneran cinta sama dia tak apalah. “hem kenapa cium dan peluknya masih terasa” gumamku dalam hati.
Hari-hariku selalu aku lewati bersamanya kami seperti pasangan yang tak mau terpisahkan dan aku pun juga tak ingin jauh darinya sedikitpun.
Minggu ini hari-hariku aku habiskan di rumah tidak untuk keluar sama kak aan, tak kusangka tiba-tiba pesan masuk di Hp ku dan itu dari kak aan langsung aku raih hpku tumben saja dia sms aku di jam yang biasanya dia masuk untuk melatih anak smp untuk latihan tapak suci dan ternyata dia mengalami kecelakaan di jalan saat mengendarai motor mau berangkat melatih. Hem hatiku jadi bercampur tak karuan rasanya bagaimana sekarang keadaannya aku takut dia terjadi apa-apa. Aku langsung mengambil keputusan untuk segera menengok keadaanya tetapi aku harus mengajak temanku yang bernama fitri dan kak hendra temennya kak aan karena kak hendra yang tau dimana rumah kak aan berada.
Setelah sampai di rumah kak aan tak sengaja air mataku terjatuh di pipiku “ya Allah kenapa orang yang aku sayang harus terluka begini pasti lukanya sangat sakit tak tega aku melihatnya”. Sambil menangis melihat kondisi kak aan
“Dina kamu kenapa kok nangis?” Tanya fitri kepadaku
“iya kenapa kamu menangis apa kamu kasian padaku, aku tidak apa-apa kamu jangan khawatir begitu”
Kak aan yang saat itu mencoba meyakinkan aku kalau dia tidak apa-apa. Namun aku juga bisa merasakan sakit yang dia rasakan kakinya yang mengalami banyak luka-luka.
Setelah satu jam disitu lalu aku berpamitan untuk pulang bersama teman-temanku. Karena kecelakaan itu yang membuat kak aan terpaksa harus izin untuk tidak masuk sekolah dahulu. Sepi rasanya tanpa dia, hingga pada suatu hari dia meminta kepadaku untuk aku ke rumahnya karena orangtuanya ingin berkenalan denganku, aku tak berani menolak permintaannya.
Sore harinya aku langsung ke rumahnya dan di rumahnya kedua orangtua kak aan sudah bersiap untuk menyambut kedatanganku, ternyata orangtuanya sangat baik dan ramah banget denganku dan merestui hubunganku dengannya.
Setelah dua jam aku di rumah kak aan aku bergegas untuk berpamitan pulang “sayang biar aku anterin kamu pulang ya”
“enggak usah sayang mending kamu istirahat aja kan kakimu belum sembuh betul, aku tidak apa-apa kok aku berani pulang sendiri”
Setelah kak aan sembuh dia lalu mengajak aku jalan pada hari minggu, dia mengajakku ke sebuah danau yang pemandangannya lumayan cukup bagus untuk dipandang mata. “sayang gimana kau suka apa tidak aku ajak kesini”
“em… suka banget yank makasih ya udah ngajak aku ke tempat ini”
“sama-sama yank ini aku lakuin biar di antara kita tidak saling jenuh”
Disela-sela kami ngobrol kak aan meminta kepadaku untuk mengenalkan dia kepada orangtuaku. Aku pun mau untuk mengajak dia ke rumahku.
Malam minggu tiba saatnya aku menunggu kedatangan kak aan yang kebetulan orangtuaku juga di rumah. Pukul 19.00 kak aan tiba di rumahku senangnya hatiku akhirnya pacarku bisa bermain ke rumahku. Lalu aku kenalin kak aan kepada papa ku “pah kenalin ini kak aan pacarnya Dina”
“kenalin om saya aan temannya Dina” mereka sambil bersalaman
“orang mana dan sejak kapan kenal anak saya” sahut papahku
“orang blora om sudah setahun saya kenal sama Dina”
“masih sekolah atau sudah kerja dan orangtuamu kerja apa?” Tanya papahku yang agar sinis
“saya masih sekolah om sebentar lagi mau lulus dan mungkin akan langsung cari kerja agar bisa dapat uang dan bisa untuk melamar anak om”
“ternyata kamu masih kecil dan kenapa mau berpacaran dengan anakku dan sudah pengen segera melamar segala mau kamu kasih makan apa anakku. Saya sama sekali tidak setuju dengan hubungan kalian berdua”
“papah kenapa gitu sih sama Dina, Dina itu sayang banget sama kak plis pah restui hubungan kami” sahutku sambil menangis
“kamu itu masih terlalu kecil jangan pacar-pacaran belejar yang serius biar nilai kamu tidak rendah” papah mulai marah sekali
“ya mungkin perkataan om sangat benar namu apa salah om jika saya mencintai Dina”
“tidak ada cinta-cintaan di antara kalian, papah tidak mau tau hubungan ini tidak boleh dilanjutkan. Titik”
Setelah kejadian itu aku langsung menangis masuk kamar dan kak aan juga langsung pulang.
Aku tidak menyangka kalau papa ku berbuat begitu kepadaku. “ya Allah kenapa semuanya harus begini kenapa papahku tidak setuju dengan hubunganku sama kak aan padahal kami sudah saling mencintai.” Aku tak henti-hentinya meneteskan air mata, hari-hariku pun hanya aku lewati dengan berdiam diri dan melamun terus. Papa ku pun masih tidak menginginkan hubunganku dan kak aan berlanjut.
Satu pesan masuk di Hp ku dari kak aan
“sayang bisa ketemuan apa tidak sekarang aku tunggu di danau tempat biasa kita bertemu”
Tanpa basa-basi aku langsung menemui kak aan
“ada apa kak kok mendadak begini ngajak ketemuannya?” tanyaku yang masih penasaran
“enggak aku Cuma pengen ngomong sesuatu aja sama kamu”
“ngomong apa kak, kelihatannya serius” lalu kak memeluk aku begitu erat
“aku tidak mau kehilanganmu sayang, aku ingin selalu ada untukmu jangan tinggalin aku ya”
“ia sayang aku janji enggak bakal ninggalin kamu dan aku akan selalu ada untukmu juga” tiba-tiba kak aan melepaskan pelukannya
“sayang maafin aku, aku tidak bisa terus ada di sampingmu dan mungkin ini pertemuan terakhir kita”
“maksud kakak apa, aku tidak menegrti” kak aan meneteskan airmatanya
“aku ingin hubungan kita cukup sampai disini aja ya. Karena orangtuamu yang tak menginginkan cinta kita bersatu, semoga kamu bisa mendapatkan cowok yang lebih baik dariku dan yang diharapkan orangtuamu”
“enggak kak aku enggak mau pisah denganmu kita bisa hadapi sama-sama masalah ini aku yakin pasti bisa kok. Jangan putus asa gitu a” ku mencoba untuk meyakinkan kak aan agar tidak meninggalkan aku
Namun usahaku sia-sia kak aan tetap saja pada pendiriannya bahwa dia memilih untuk mengakhiri hubunganku. Apa boleh buat kak aan sudah membuat keputusan yang bulat dan tak bisa untuk aku elakkan lagi. Aku terpaksa menerima keputusan itu walau hati ini berkata berat untuk meninggalkan orang yang aku sayang pergi begitu saja.
“selalu tersenyumlah sayang untuk aku. Aku yakin kamu bisa” ku mencoba tersenyum di depan kak aan dan aku melihat di mata kak aan berlinangan air mata perlahan-lahan dia mencoba melepaskan pegangan tangannya dari gengaman tanganku dan dia meningalkanku semakin jauh. Aku Cuma bisa berkata “semoga kamu juga bahagia disana dan temukanlah cinta sejatimu di luar sana. Aku menyayangimu selalu kak aan, namamu akan tetap terukir dengan indah di dalam hatiku selalu sayang.

0 komentar:

Posting Komentar