Libur Lebaran Dikota Kelahiran "SAMPIT"
Ini adalah kelanjutan dari pengalaman ku
berlebaran di Kota Sampit, Kalimantan Tengah. Aku menghabiskan waktuku hanya
diam, ngutak-ngatik hapeku, facebookan dan sms-an dengan teman-teman yang ada
di Madura. Pekerjaanku selama di rumah kakek dan nenek hanya menunggu panggilan
kerja dri paman dan kakekku. Mereka akan memanggilku bila ada euatu yng harus
dikerjakan, misalnya membeli air isi ulang dan lain sebagainya.
Suatu hari dipagi yang cerah,
kakekku memanggilku, "Aka!!! Kesini lekasi'!! ", kakekku memanggil. "
Enggih kai'! ", jawabku. " Lekasi'! Tolong om ikam ngangkut pasir!
", pinta kakekku. " Enggih kai'! ", jawabku lagi. Aku keluar
dari kamarku yang indah dan pergi membantu paman-paman ku mengangkut pasir. Aku
mengangkut pasir dengan penuh semangat. Ya, maklumlah! Aku adalah salah satu
cucu laki-laki dari dua cucu yang keluarga besarku punya. Dulu aku adalah satu-satunya
cucu laki-laki tapi sekarang aku punya saingan yaitu dedek Angga Pratama
Maulana Shaputra.
Kuhabiskan wakktu sehrian dengan
membantu paman mengangkut pasir. Kami berlima mengerjakannya dengan penuh
semangat, tanteku melihat kami tengah bekerja seharian merasa iba kemudian dia
membuatkan kami minuman penyegar yaitu Ext** Jo** dicampur dengan susu. Tante
memanggil kami untuk beristirahat sejenak sembari menikmati minuman yang telah
dia buat. Kami sangat menikmati minuman itu.
Setelah beristirahat dan minum,
kami melanjutkan pekerajaan kami. Tapi ada yang aneh kali ini, pamanku membagi
kami jadi dua kelompok dan dia menantang kami untuk berlomba kelompol siapa yang
paling banyak mengangkut pasir. Aku menerima tantangan itu dengan mantap. Lalu
kami mulai pertandingan mengangkut pasir. Masing dari kami membagi tugas untuk
mempermudah pekerjaan kami. Aku bagian menyangkul pasir dan menaruknya di
geronbak kecil sedangkan pamanku bagian mengangkut pasir ke bagian belakang
rumah.
Beberapa bak pasir telah
kaelompok ku angkut dan aku rasa keompokkulah yang akan menang akan tetapi
kelompok pamanku curang, mereka mengambil satu gerobak pasir dan itu membuatku
kesal. " Om curang! ", kataku, tapi mereka tidak menggubrisku bahkan
pamanku bilang, " kadak papa, di pertandingan ini kedidak peraturannya
", ejek pamanku. " Dasar ! ", geramku. Kulanjutkan pertandingan
itu, dan berhenti menggubris kelompok pamanku yang curang itu. Kelompokku terus
mengangkut bak pasir demi bak pasir.
Kakekku terus mengawasi
pekerjaan kami. Kedua kelompok terus melakukan pekerjaannya hingga sisa 3 bak
pasir, kami berusaha dengan keras supaya dapat selesai terlebih dahulu, karena
kami hanya punya satu gerobak pasir jadi kami kalah dan kelompok pamankulah
yang menang. Kami mencoba untuk tabah dan bertawakkal atas segala sesuatu yang
sudah terjadi. Ketika kami sudah menyelesaikan pekerjaan kami, kakek memanggil
kami untukmenentukan siapa pemenangnya, kelompokku tertunduk lesu karena kami
kalah.
Pengumumn pemenang pun
diumumkan. Aku terkejut ketika kelompokku yang menang, aku bahagia sekali dan kelompok
pamanku dihukum karena berbuat curang. Kakekku menasehati kami agar supaya kita
melakukan semua pekerjaan dengan tulus dan berusaha keras supaya mendapatkan
hasil yang memuaskan.
0 komentar:
Posting Komentar