Pages

Kamis, 27 November 2014

Libur Lebaran Dikota Kelahiran "SAMPIT"



Libur Lebaran Dikota Kelahiran "SAMPIT"

          Ini adalah kelanjutan dari pengalaman ku berlebaran di Kota Sampit, Kalimantan Tengah. Aku menghabiskan waktuku hanya diam, ngutak-ngatik hapeku, facebookan dan sms-an dengan teman-teman yang ada di Madura. Pekerjaanku selama di rumah kakek dan nenek hanya menunggu panggilan kerja dri paman dan kakekku. Mereka akan memanggilku bila ada euatu yng harus dikerjakan, misalnya membeli air isi ulang dan lain sebagainya.

            Suatu hari dipagi yang cerah, kakekku memanggilku, "Aka!!! Kesini lekasi'!! ", kakekku memanggil. " Enggih kai'! ", jawabku. " Lekasi'! Tolong om ikam ngangkut pasir! ", pinta kakekku. " Enggih kai'! ", jawabku lagi. Aku keluar dari kamarku yang indah dan pergi membantu paman-paman ku mengangkut pasir. Aku mengangkut pasir dengan penuh semangat. Ya, maklumlah! Aku adalah salah satu cucu laki-laki dari dua cucu yang keluarga besarku punya. Dulu aku adalah satu-satunya cucu laki-laki tapi sekarang aku punya saingan yaitu dedek Angga Pratama Maulana Shaputra.

            Kuhabiskan wakktu sehrian dengan membantu paman mengangkut pasir. Kami berlima mengerjakannya dengan penuh semangat, tanteku melihat kami tengah bekerja seharian merasa iba kemudian dia membuatkan kami minuman penyegar yaitu Ext** Jo** dicampur dengan susu. Tante memanggil kami untuk beristirahat sejenak sembari menikmati minuman yang telah dia buat. Kami sangat menikmati minuman itu.

              Setelah beristirahat dan minum, kami melanjutkan pekerajaan kami. Tapi ada yang aneh kali ini, pamanku membagi kami jadi dua kelompok dan dia menantang kami untuk berlomba kelompol siapa yang paling banyak mengangkut pasir. Aku menerima tantangan itu dengan mantap. Lalu kami mulai pertandingan mengangkut pasir. Masing dari kami membagi tugas untuk mempermudah pekerjaan kami. Aku bagian menyangkul pasir dan menaruknya di geronbak kecil sedangkan pamanku bagian mengangkut pasir ke bagian belakang rumah.

                Beberapa bak pasir telah kaelompok ku angkut dan aku rasa keompokkulah yang akan menang akan tetapi kelompok pamanku curang, mereka mengambil satu gerobak pasir dan itu membuatku kesal. " Om curang! ", kataku, tapi mereka tidak menggubrisku bahkan pamanku bilang, " kadak papa, di pertandingan ini kedidak peraturannya ", ejek pamanku. " Dasar ! ", geramku. Kulanjutkan pertandingan itu, dan berhenti menggubris kelompok pamanku yang curang itu. Kelompokku terus mengangkut bak pasir demi bak pasir.

                Kakekku terus mengawasi pekerjaan kami. Kedua kelompok terus melakukan pekerjaannya hingga sisa 3 bak pasir, kami berusaha dengan keras supaya dapat selesai terlebih dahulu, karena kami hanya punya satu gerobak pasir jadi kami kalah dan kelompok pamankulah yang menang. Kami mencoba untuk tabah dan bertawakkal atas segala sesuatu yang sudah terjadi. Ketika kami sudah menyelesaikan pekerjaan kami, kakek memanggil kami untukmenentukan siapa pemenangnya, kelompokku tertunduk lesu karena kami kalah.

                 Pengumumn pemenang pun diumumkan. Aku terkejut ketika kelompokku  yang menang, aku bahagia sekali dan kelompok pamanku dihukum karena berbuat curang. Kakekku menasehati kami agar supaya kita melakukan semua pekerjaan dengan tulus dan berusaha keras supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.

0 komentar:

Posting Komentar