Pertemanan
Itu Adalah Segalanya
Teman adalah segalanya karena teman
kita bisa meminta pertolongan dan kita adalah manusia biasa yang tidak bisa hidup
tanpa orang lain kita itu hidup berdampingan, walaupun ada cacian ada fitnahan
dan ada kesalah pahaman tetapi jika kita menjalani itu semua dengan hati sabar,
ikhlas dan dengan senyuman kita pasti akan menjadi pribadi yang baik. Seperti
lagunya JKT48 yang berjudul
Yuuhi wo miteruka (apakah kau
melihat mentari senja?)
Namaku Diki aku adalah orang
yang miskin/kurang mampu dan di waktu dilahirkan aku pun dalam keadaan keluarga
yang miskin/kurang mampu, aku sekolah di SMAN 48 jakarta dan di sekolah aku
adalah anak yang pendiam karena aku malas berbicara apalagi berbicara yang
kurang baik. Sejak kecil aku selalu diajarkan oleh orangtuaku untuk berbuat
baik dan selalu sabar dalam menjalankan hidup ini dan selalu memaafkan kepada
orang lain dan kepada orang yang telah menyakiti kita sekalipun.
Pagi hari jam 6 pagi aku sudah
berangkat ke sekolah, karena letak sekolahku yang agak jauh yaitu sekitar 6 km,
aku memakai sepeda disaat berangkat sekolah, aku sengaja berangkat pagi-pagi
kerana aku tidak mau terlambat di sekolah
Bel pun berbunyi tanda masuk sekolah
aku dan kawan-kawan masuk ke kelas dengan antusias dan rapih. Ibu guru memasuki
ruang kelas dan tidak lupa mengucapkan salam "assalamualaikum
anak-anak" ucap ibu guru disaat masuk kelas "walaikumsalam" ucap
serentak siswa-siswi. Di hari itu juga di sekolah sedang mengadakan UAS (Ujian
Akhir Semester) aku dan kawan-kawan berharap semoga saja ujian saat itu mudah
dikerjakan. "Woy nomor 14 apa jawabanya" ucap temanku yang bernama dessi"
karena mencontek itu tidak boleh aku pun tidak memberikan jawabanya ke dessi,
lalu dessi pun ngambek karena tidak diberi jawabanya. Singkat cerita waktu
ujian pun telah selesai siswa-siswi mengumpulkan hasil ujianya, ternyata dessi
pun memandang wajahku dengan tajam dan penuh amarah, aku pun menanggapi itu
dengan senyuman. Disaat pulang sekolah desi dan teman-temanya merencanakan
sesuatu, dan ternyata sepedahku dikempesin pada akhirnya aku pun pulang sekolah
dan mendorong sepedaku sampai rumah, capek juga sih tapi aku tidak merasa
dendam sama sekali pada dessi dan teman-temanya.
Waktu pun berlalu dengan begitu
cepatnya yang tadinya siang ke malam sekarang tidak terasa sudah pagi lagi.
Seperti biasa di pagi hari saya beranggkat sekolah dengan menggunakan sepeda
karena sepedahku sudah aku kompa. Setiba di sekolah aku diledekin sama semua
teman karena kemarin saya pulang sekolahnya mendorong sepedaku. Hati ini sakit
tetapi aku hanya menyimpanya di dalam hati saja. dan bel pun berbunyi semua
siswa-siswi masuk ke kelas, ternyata di kelas ada yang kehiilangan handphone
yaitu sisil, dan guru pun menggeledah satu persatu siswa-siwi ternyata hal yang
tak kuduga pun terjadi ternyata handphone sisil ada di tasku entah siapa yang
memasukanya atau ada yang sengaja akhirnya aku pun menjadi tersangka dan aku
pun dibawa oleh ibu guru ke kantor untuk menjelaskan semua ini, setiba di
kantor saya menjelaskan semuanya tapi ibu guru tidak percaya pada semua
penjelasanku akhirnya aku pun dikeluarkan dari sekolahan itu. Aku sangat sedih
dan aku pun takut untuk bicara pada ayahku. Tanpa pikir panjang aku pun pulang
dengan hati yang sangat berat dan setiba di rumah aku pun menjelaskan semua ini
pada ayah dan ibuku. "Sudah, yang sabar ya pasti semua ini ada hikmahnya,
ayah akan menjelaskan semua ini ke ibu guru" ucap ayahku.
"terimakasih ayah" ucapku.
Keesokan harinya ayah pun
menjelaskan kejadiaan ini ke pihak sekolah setelah menjelaskan semuanya
akhirnya aku pun tidak jadi dikeluarkan dari SMAN 48 jakarta. Hati ini senang
sekali saat aku mendengar kabar itu dan sekarang aku pun bisa bersekolah lagi.
Singkat cerita aku pun sudah di sekolah dan berkumpul dengan teman di sekolah
dan aku pun menjelaskan kejadian ini kepada sisil yang kehilangan handphonenya.
"Sil sebenarnya yang ngambil dompetku itu bukan aku. aku difitnah ada yang
sengaja memasukanya ke dalam tasku" ucapku "oh ya aku minta maaf ya
karena aku sudah menilaimu yang tidak-tidak dan seharusnya hal ini tidak
terjadi" ucap sisil. Di kejauhan ada dessi dan teman-temanya sepertinya
dia tidak suka dengan kembalinya aku di sekolahan. Aku pun menghampiri desi dan
teman-temanya untuk berteman lagi tetapi mereka tidak mau dan mereka pun pergi
meninggalkan ku dengan wajah yang cuek. "Aku tidak akan menyerah untuk
bisa kembali berteman dengan dessi seperti dulu lagi" ucapku di dalam
hati.
Dengan tidak disangka ibu guru dan
lainya menyelidiki siapa yang memasukan handphone ke dalam tasku, ternyata
pelakunya ketemu yaitu dessi dan teman-temanya karena mereka tidak suka
denganku. Akhirnya mereka pun dikeluarkan dari sekolahan, tetapi aku tidak
tinggal diam aku kan sudah berjanji kepada diriku sendiri bahwa aku akan
mengembalikan pertemanan ini seperti dulu lagi, mungkin inilah saat yang tepat
untuk mengembalikan pertemanan kita seperti dulu lagi, lalu aku pun menghampiri
ibu guru dan meminta untuk tidak mengeluarkan dessi dan teman-temanya.
"ibu guru kenapa dessi dan teman-temanya dikeluarkan?" ucapku
"karena mereka sudah memfitnahmu" ucap ibu guru "tidak bu mereka
harus tetap bersekolah disini kan sebentar lagi akan UN dan aku tidak mau kalau
mereka tidak lulus" ucapku "bukanya kamu hampir saja tidak bisa
bersekolah lagi kerena ulah mereka" ucap ibu guru "bu aku sudah
memaafkan perbuatan mereka kok dan aku ingin mengembalikan persahabatan kita
seperti dulu lagi" ucapku "ya udah ibu tidak jadi mengeluarkan mereka
dari sekolahan ini. Dan aku pun merasa bahagia karena mereka tidak jadi
dikeluarkan dari sekolahan.
"yuv aku minta maaf ya atas
perbuatan semua ini yang telah berbuat tidak baik dan memfitnahmu" ucap
dessi "iya yuv aku juga minta maaf" ucap teman-teman dessi. "Ya
aku memaafkan kalian kok asalkan kita bisa berteman seperti dulu lagi"
akhirnya kami pun berteman dan bersahabat seperti dulu lagi. Singkat cerita aku
dan sisil, dessi dan teman-teman pun belajar dengan sungguh-sungguh kami
belajar bersama dengan giat karena sebentar lagi akan tiba UN. Waktupun tiba
kami semua mengerjakan UN dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh karena
kami ingin nilai yang bagus.
Tidak terasa UN sudah berakhir dan
tinggal menunggu hasilnya ternyata kami pun mendapat nilai yang bagus dan kami
dinyatakan LULUS dari sekolahan.
Pertemanan kita tidak sia-sia
walupun banyak perpecahan dan sering kali menggoreskan rasa sakit di hatiku
tetapi semua itu sudah kulalui dengan penuh keikhlasan dan berbuah menjadi
pertemanan yang tidak terlupakan.
0 komentar:
Posting Komentar